Matahari sudah mencelang. Sinar hangatnya menyusup dari celah-celah pentilasi
jendela, menerpa lembut wajah Asyila yang sedang sibuk memadupadankan jilbab
tipis pink yang baru dibelinya kemarin dengan setelan modis gaya anak kampus
saat ini. Sesekali matanya tertuju pada selembar halaman majalah berisi gambar
beberapa model cantik mengenakan jilbab modis dengan berbagai gaya. Tangannya
sigap menata jilbab di kepala. Ujung jilbab yang satu ia kaitkan dekat telinga
dengan sebatang jarum pentul. Ujung lainnya dia tata sedemikian rupa kemudian
dikaitkannya dengan sebuah pin berwarna cerah. Iapun berputar didepan cermin
dengan mata terus meneliti setiap ditel penampilannya, memastikan setelan yang
ia kenakan mirip dengan gaya para model cantik di majalah yang sejak setia
menemaninya berdandanria di atas meja rias. “it’s show time” ucapnya imut sambil
menjentikkan jari dan mengedipkan mata ke arah pantulan wajahnya di cermin.
Ku berlari kau terdiam ku menangis kau
tersenyum ku berduka kau bahagia ku pergi kau kembali ku coba meraih mimpi kau
coba tuk henti kan mimpi memang kita harus berpisah.
Suara serak merdu chakra khan mendayu dari BB asyila yang
tergeletak di samping majalah. Satu inbox muncul di layar Bbnya
lah siap lum syil? Aq nggu d dpn grbng yo....
Ternyata sebuah sms dari arif senior asyila
waktu mondok di NQ dulu yang kini duduk di semester 6 fakultas tarbiyah. Iapun
bergegas meninggalkan kosannya.
Wah... cantik nian dek...” rayu arif sambil
menatap Asyila dari ujung kaki sampai ujung jilbab. “cius... mi apa???” tanya
asyila imut. “mi ayam....” jawab arif mengumbar senyum. Asyilapun bergegas
menaiki fixion tunggangan arif. Celana jeans ketat membuatnya tidak kesulitan
menaiki motor gede tersebut. Arif langsung tancap menuju kampus berboncengan.
Satu kesempatan yang tidak pernah mereka temukan ketika mereka masih nyantri di
NQ dulu.
No comments:
Post a Comment